Jumat, 19 September 2008

ANALISIS INDEPTH NEWS MAJALAH TEMPO

TEMPO_edisi 28 Juli-3 Agustus 2008

JUDUL: MENGAPA RYAN MEMBUNUH

Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Ryan begitu menggemparkan dan banyak dibicarakan oleh semua lapisan masyarakat.

Kasus Ryan dalam laporan utama TEMPO bisa kita amati dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut uraiannya :

SUB JUDUL 1: RITUAL MAUT SI BUJANG MAIJO

Dalam sub judul ini, dikisahkan bagaimana kehidupan Ryan dan proses kejadian pembunuhan berantai tersebut. Sehari-hari Ryan tinggal satu apartemen bersama Novel (pacarnya) hingga mereka berdua di tangkap polisi. Ryan telah membunuh 5 orang yakni Heri Santosa, Guntur Setyo Pramono alias Guruh (Nganjuk, Jawa Timur), Grendy (Negara Belanda), Ariel Somba Pamungka Sitanggang (Depok, Jawa Barat), dan Vincentius Yudi Priyono (Wonogiri, Jawa Tengah). Semua korban ini, kecuali Heri Santosa ditemukan dikubur di belakang rumah keluarga Ryan di Dusun Maijo, Jatiwates.

Dalam sub judul ini diceritakan bagaimana proses perkenalan antara Ryan dan para korbannya, termasuk latar belakang pembunuhan yang dilakukannya. Selain itu dikisahkan pula bagaimana kehidupan dan perilaku Ryan dari kecil hingga dewasa yang dikemukakan oleh beberapa narasumber.

Deskripsi Ryan Menurut TEMPO :

· Ryan pria kelahiran Jombang, 1 Februari 1978.

· Ryan tinggal di Blok C no.309A Margonda Residence bersama Novel, pacarnya.

· Ryan mulai tinggal sejak 25 Mei dan mereka berdua menyewa selama 3 bulan.

· Ryan berperilaku lembut, tapi ketika marah menjadi beringas, diketahui sejak SMA.

· Satu bulan terakhir suka bermain tenis dan ikut kursus.

Deskripsi menurut Novel, 28 tahun, pacar Ryan :

· “Ryan rajin solat, setiap akhir pekan kami solat berjamaah dan saya selalu jadi imam,” ujar Novel.

· Pertama kali kenal sejak Februari di Bandung, karena Ryan meneleponnya.

· “Kata Ryan, saya pacarnya yang ketiga,”ujar Novel.

· Ryan tidak punya pekerjaan, jadi dia menumpang Novel yang seorang pegawai golongan IIA di Kantor Imigrasi Depok.

· Saat tiba di apartemen, mencium bau anyir, tapi tidak curiga karena Ryan sering batuk darah.

· Ryan tiba-tiba minta pindah hanya karena mendapat firasat mimpi bertemu “Abah”.

· Mereka pindah ke jalan Margonda Raya 34, milik Abdul Majid.

· Tanggal 23 April, Ryan pamit ke Jombang untuk ketemu dengan Ariel yang berjanji akan merenovasi rumahnya.

· Dirumah Ryan terlibat cekcok karena janjinya tidak segera dipenuhi dan Ariel mengetahui Ryan ternyata punya pasangan.

· Kemudian Ariel dibunuh sekalian juga Vincentius biar jejaknya tidak terendus, karena saat itu Vincent datang.

· Novel mengaku tidak mengenal Ariel “Saya pernah dengar nama itu, tapi enggak pernah ketemu orangnya”.

Deskripsi Investigasi Polisi berdasarkan Penuturan Ryan:

· Jumat 3 pekan sebelum kejadian Novel pamit mau ke rumah kakaknya di Jl. Kedondong, Depok. Waktu ini yang dimanfaatkan Ryan untuk mengundang korban, Heri Santoso.

· Heri Santoso adalah seorang karyawan Pemasaran sebuah perusahaan baja di Cikarang.

· Mengaku bermesraan dan saling melepas hasrat.

· Alasan membunuh korban (Heri Santoso) karena korban tertarik dengan Novel.

· Ryan memotong tubuh korban menjadi 7 bagian supaya muat di koper.

· Kemudian dia membuang jasadnya di Jl. Kebagusan, Ragunan, Jakarta Selatan.

· Setelah membunuh, Ryan dan Novel diduga menguras rekening korban.

· Diduga membunuh Guntur Setyo Pramono alias Guruh (warga Nganjuk, Jawa Timur), Grendy (warga Negara Belanda), Ariel Somba Pamungka Sitanggang (Warga Depok, Jawa Barat), dan Vincentius Yudi Priyono (Warga Wonogiri, Jawa Tengah) dan dikubur di belakang rumah keluarganya di Dusun Maijo, Jatiwates.

· Polisi curiga masih ada korban lagi.

Kehidupan Ryan Menurut Abdul Majid (pemilik rumah, Jl. Margonda Raya 34)

· Setelah pindah Ryan lalu sibuk belanja mulai dari pemasak nasi, perlengkapan dapur, juga cermin.

· Dua hari setelah menempati kamar, Ryan juga belanja sayur dan daging. “Ia bilang makanan di luar kotor, jadi lebih baik dia masak sendiri,” ujar Abdul

· Esoknya Ryan juga pamit mau membeli lemari es.

Deskripsi Keluarga dan Kerabat pelaku

· Mulyo Wasis, 44 tahun, kakak Ryan, sejak kecil tidak ada yang aneh pada diri Ryan, mulai berubah ketika mengikuti tamasya ke pantai selatan, “Kalau marah, ia memecahkan kaca dan merusak isi rumah”.

· Wahib, Guru SD kelas 6 Ryan, yang tidak biasa dari diri Ryan adalah dia sering dipanggil Yansyah dan bertingkah gemulai.

· Paining, teman SD Ryan, “Ia sering bergaul dengan teman permpuan, juga sering bermain lompat tali”.

· Marsudi, Guru SMP Ryan, Ryan sering diperolok teman-teman prianya, terakhir bertemu Ryan empat bulan lalu.

· Supriyatno, tetangga Ryan, Ryan tidak pernah bercakap-cakap dengan para tetangga, sejak tahun 2004 karena keluarga Ryan diterpa masalah sehingga membuatnya dikucilkan.

· Machmud, Lurah Jatiwates, menilai Ryan memang pembual.

· Ryan sering mengaku jalan-jalan ke luar negeri.

Deskripsi Penuturan Ryan

· Ryan mengaku mengenal Guntur, Grendy, dan Vincent sejak tahun 2007.

· Ryan bertemu Grendy di bus dalam perjalanan dari Jombang ke Kediri.

· Ryan mengaku punya hubungan khusus dengan Guntur cukup lama, tapi retak bulan Agustus 2007 karena punya pasangan masing-masing.

· Guntur dibunuh dirumah Ryan saat cek-cok, lalu mengambil perhiasan emas dan telepon seluler.

· Februari 2008 gantian Grendy dibunuh dan hartanya dirampas.

· Di bulan yang sama dia mengenal Novel dan mulai hidup bersama sejak 11 Maret, di Jl. Pedurenan Setiabudi Jakarta Pusat.

SUB JUDUL 2: LENYAP BERSAMA HARTA BENDA

Dalam sub judul ini di kisahkan bagaimana polisi mencurigai motif pembunuhan Ryan. Polisi meyakini bahwa motif ekonomi-lah yang melatarbelakangi pembunuhan ini. Ini disebabkan adanya bukti bahwa Ryan selalu memakai dan menghabiskan harta milik korbannya.

Deskripsi Tiarma Tambunan, 66 tahun (ibu Ariel, korban Ryan)

· Mempunyai firasat saat Ariel berpamitan, “Saya was-was Ariel berangkat dengan orang yang baru dia kenal”.

· Alasannya untuk urusan bisnis dan memperbaiki rumah temannya, Ryan.

· Barang yang dibawa saat itu: handphone, laptop, uang 27 juta sebagai komisi penjualan rumah.

· Ariel adalah sosok pendiam dan rajin.

· Semenjak kuliah Ariel tidak tinggal bersama dan memilih kost, dan sejak bkerja sebagai agen properti dia kost di Jalan Pendurenan Setia Budi, Jaksel.

· Setelah keilangan jejak Ariel, Tiarma pernah melpor polisi dan memeriksa Ryan, tapi kecurigaan tidak terbukti dan tidak ada bukti.

· Kecurigaan terbukti ketika Ryan mengaku membunuh tiga orang lagi termasuk Ariel.

Deskripsi Motif Ryan Membunuh Menurut Polisi

· Polisi meyakini pembantaian yang dilakukan Ryan semata-mata karena motif ekonomi.

· Indikasi: Lenyapnya barang-barang korban, dan melakukan itu untuk memenuhi gaya hidupnya yang serba berlebihan.

· Motif ekonomi ini pula juga yang membuat Ryan tega menghabisi korban lainya.

· Guruh rajin datang ke tempat kebugaran, tempat ini diduga awal bertemu dengan Ryan.

· Dari uji forensik juga diketahui ada mayat yang berasal dari ras Kaukasoid, dan ini diperkirakan Bradley Grandy warga Negara Belanda.

Deskripsi Pengakuan Ryan

· Membunuh Vincent karena takut kalau pembunuhan yang dilakukan terhadap Ariel terbongkar.

Deskripsi Kesaksian Darmanto (Paman Vincent)

· Darmanto (Paman Korban Vincent), “Laptop, handycam, computer dikostnya di Jombang juga hilang”.

· Vincent pemuda pendiam, warga dusun Ngelo, ini bekerja sebagai sales marketing dengan gaji sebesar 4 juta per bulan.

· Keluarga Vincent meyakini bahwa mayat yang diketemukan adalah Vincent dengan ciri-ciri memiliki gigi gingsul dan tulang tangan kiri pernah retak, ”Juga di cincin jari tangan itu ada tulisan namanya”

Deskripsi Kesaksian Tumidjo (Ayah Guruh)

· Guruh lenyap bersama harta bendanya yaitu tiga buah kartu anjungan tunai mandiri dan seuntai kalung panjang di lehernya.

· Awalnya Guruh bekerja di peternakan ayam milik haji Mulyono sejak dia lulus dari Fakultas peternakan Universitas Brawijaya Malang, pada tahun 2002.

· Tak pernah mendengar kabar Guruh sejak kepergiannya setahun yang lalu.

· Baru mengetahui dari Koran tentang pembunuhan yang dilakukan Ryan.

SUB JUDUL 3: AKU TAHU AKAN DIHUKUM MATI

Dalam sub judul ini berisi wawancara khusus antara Sahala Lumbanraja dari TEMPO dengan Ryan. Dalam wawancara ini Tempo ingin menggali mengenai alasan Ryan membunuh. Tetapi pada dasarnya jawaban yang diberikan Ryan tak konsisten. Misal, semula Ryan mengaku membunuh, namur beberapa saat mengaku tak melakukannya.

Penuturan Ryan (Pelaku Utama)

· Tidak tahu alasannya membunuh, Ryan beralasan untuk melindungi orang-orang yang dia sayangi dan kasihi.

· Mengaku menjadi korban tapi tidak mau memberikan alasan.

· Ryan seakan putus asa dan ingin menyudahi hidupnya karena tidak tahan.

· Dia meminta maaf kepada semua keluarga dan teman-temannya terutama Novel.

· Dia ingin bercerita kepada Novel bahwa bukan dia yang melakukannya, bagaimana kejadiannya, apa yang terjadi, dan siapa yang membantu membunuh.

· Tidak bisa memberikan jawaban ketika diberi pertanyaan seputar kronologi pembunuhan, dan bersikap labil cenderung menangis dan diam.

· Ryan bersikeras tidak sakit hati dengan korban dan beralasan untuk melindungi orang-orang yang dia sayanginya.

· Ryan menyadari akan mendapat hukuman mati,tapi belum siap karena belum bertemu dengan Novel untuk meminta maaf.

· Setelah ditemui dilain waktu dia bersikap menangis lebih keras dan berubah sikap menjadi lebih arogan dengan memukul jeruji besi.

· Dengan alasan karena novel telah dipindah sel-nya sehingga membuatnya sedih.

· Ryan mulai menuturkan mulai mengenal Guntur, Vincent dan Grendy 2 tahun yang lalu. Pertama kali bertemu Grendy di bus ketika perjalanan dari Jombang ke Kediri, Ryan beralasan pikirannya kacau sehingga lupa yang lainnya.

· Dia beralibi bahwa sebenarnya dia tidak membunuh tapi keluarganya yang membunuh. Dengan alasan keluarganya tidak menyukai kehidupan Ryan dan akan membunuh setiap pria yang dekat dengan Ryan. Tapi Ryan tidak mau bercerita dan ingin melindungi mereka.

· Ketika secara khusus diminta untuk memberikan permintaan maaf kepada keluarga korban, Ryan malah menangis sekencang-kencangnya, kepalanya menunduk dan tangannya memukul-mukul meja dan Ryan bersikeras tidak bisa karena dia mengaku bukan pelakunya.

Penuturan Mulyo Wasis, 44 tahun (Kakak Korban)

· Menganggap pernyataan adiknya itu tidak masuk akal, “ Mungkin dia sudah depresi berat jadi nama-nama keluarga di bawa-bawa “.

· Mengaku Ryan telah mempunyai nafsu membunuh sejak pergi ke Jakarta.

SUB JUDUL 4 : MENGUJI JEJAK SADISTIS RYAN

Dalam sub judul ini berisi pendapat para ahli kriminolog dan psikolog mengenai sifat Ryan apakah seorang psikopat.

Deskripsi Hari Suherman, (Psikolog dari UNPAD)

· Menilai Ryan adalah seorang psikopat, “Psikopat itu orang yang suka melanggar aturan dan mereka sangat menikmati hal itu “.

· Indikasi dari ekspresi wajah Ryan ketika polisi membongkar timbunan mayat di belakang rumah. “ Reaksinya datar saja”.

Deskripsi Psikolog dari Koran

· Ryan tergolong sweet psychopathic, artinya psikopat yang berperilaku manis dan jauh dari kesan sangar.

Deskripsi Tempo

· Ryan jauh dari kesan panik ketika kejahatannya terbongkar. “Aku enggak ngerasa apa-apa,” tutur Ryan.

· “Aku juga enggak tahu kenapa aku membunuh mereka,” sesekali Ryan menangis di sela-sela perbincangan, tapi tidak terlihat air mata di pipinya.

Deskripsi Irmansyah (Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

· “Tidak gampang untuk menentukan status psikopat seseorang, perlu pemeriksaan kejiwaan yang intensif. Bukan semata melakukan tindakan sadistis, lalu dia disebut psikopat”.

· Apalagi belum jelas motif apa yang mendasari pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan.

· Masyarakat cenderung mengaitkan tindakan sadistis dengan mereka yang mempunyai kelainan kejiwaan.

· Semua orang berpotensi melakukan kekerasan, motifmnya bias beragam membela diri, menguasai harta atau karena emosi.

· Hal ini juga tidak kaitan dengan orientasi seksual seseorang.

SUB JUDUL 5: KAJIAN PSIKOPAT BELUM KHATAM

Dalam sub judul ini berisi kajian mengenai arti psikopat, latar belakang terjadinya psikopat, ciri-cirinya, dan keahlian orang yang mengidap psikopat. Berbagai teori dan fakta mengenai psikopat diulas disini.

Deskripsi Irmansyah (Psikiater dari FK Universitas Indonesia)

· Bagi psikopat motif kekerasan adalah mengejar kepuasan diri, dengan kata lain membuat orang lain menderita baik psikis atau fisik adalah sumber kenikmatan bagi psikopat.

· Cara mengejar kepuasan ini beragam, seperti yang dilakukan Ryan dengan mencincang tubuh korban bagian demi bagian, tapi sangat menkmatinya.

Deskripsi Katherine Ramsland ( Psikolog Universitas DeSales, Philadelphia)

· Psikopat adalah orang yang tidak punya penyesalan apa yang telah dilakukannya. Gejalanya antara lain : menyimpang secara sosial, manipulatif, berdaya sosial rendah.

· Psikopat juga punya keahlian bersandiwara.

· Faktor yang mempengaruhi adalah genetika, lingkungan sosial, dan proses internalisasi dimana seseorang menyerap pengalaman hidup yang dilalui untuk dijadikan landasan bersikap di kemudian harinya.

Berdasarkan data dan fakta yang telah disebutkan di atas, kami mencoba untuk menulis kembali berita tersebut, akan tetapi menggunakan tutur bahasa yang kami rangkai sendiri.

LAPORAN UTAMA TEMPO; MENGAPA RYAN MEMBUNUH

Edisi 28 Juli-3 Agustus 2008

RITUAL MAUT SI BUJANG MAIJO

Dalam pandangan Novel (pacar Ryan), sosok Ryan merupakan teman dekat. Terlebih selama mereka berdua kos Apartemen Margonda Residence. Tapi belakangan setelah kasus Ryan terungkap Novel sendiri menjadi takut jika ia bertemu dengan Ryan, apalagi berdekat-dekatan dengannya.

Sementara itu Akhmad Sadikun dan Siatun (ayah, ibu Ryan) mengaku sangat terkejut akan ulah perbuatan Ryan. Mereka seakan sulit menerima kenyataan menyaksikan Ryan sebagai seorang pembunuh yang sadis. Perubahan sikap Ryan ini memang disadari oleh pihak keluarga. Terutama oleh Wasis (kakak Ryan), sejak pulang piknik dari pantai selatan. Kalau yang dulunya pendiam, tapi sepulang piknik ia suka memecahkan kaca dan merusak isi rumah. Wasis menambahkan “Ryan pernah mendapat boneka pemberian penguasa pantai selatan, tapi setelah boneka itu hilang, saat itulah perilakunya mulai berubah.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Wahib (guru Ryan ketika masih SD). Menurut Wahib, “Ryan anak yang baik, rapor baik, tapi sikapnya memang gemulai.” Wahib juga tak menyangka jika ternyata Ryan bisa menjadi seperti sekarang ini.

Berbeda dengan tutur Wahib, Marsudi (guru Ryan ketika SMP) mengatakan Ryan adalah seorang pembual. Ryan pernah berkata padanya bahwa saat ini ia sedang syuting film dan produk iklan, tapi belakangan ia tahu bahwa Ryan cuma membual saja. Mahmud, Lurah Jatiwates juga membenarkan apa kata Marsudi. Menurutnya gaya hidup Ryan itu glamor dan setiap kali ia ketemu dengannya, Ryan selalu berkata bahwa dirinya habis melancong keluar negeri.

LENYAP BERSAMA HARTA BENDA

Dari sudut pandang kepolisian, kasus Ryan disinyalir sebagai kasus pembunuhan dengan motif tertentu. Sejauh ini polisi masih meraba-raba motif dibalik pembunuhan beruntun itu. Kuat dugaan, semua kejahatan yang dilakukan Ryan didorong oleh motif ekonomi. Dalam hal ini polisi telah mengembangkan penyelidikan terhadap kasus Ryan-Ariel yang diduga juga dilatarbelakangi oleh motif ekonomi. Ini terlihat dari lenyapnya semua barang milik Ariel. Seorang penyelidik Kepolisian Metro Jaya mengatakan bahwa Ryan melakukan itu untuk menopang gaya hidupnya. Selain tinggal di apartemen, ia juga senang jalan-jalan. “Sedangkan ia pengangguran.”

Dugaan polisi pada kasus Ryan-Ariel dikuatkan oleh kasus kedua, yaitu Ryan-Vincentius Yudi Priyono, 31 tahun. Sejumlah barang Vincent; laptop, handycam dan komputer di kosnya di Jombang juga hilang.

Pengembangan kasus Ryan oleh polisi mesih terus mengarah pada dugaan bahwa motif Ryan membunuh karena alasan ekonomi. Seperti kasus Ariel dan Vincent, Guruh Setyo Pramono, 28 tahun juga lenyap bersama harta bendanya; tiga kartu anjungan tunai mandiri dan seuntai kalung panjang dilehernya. Artinya setiap korban yang jatuh akibat perbuatan Ryan, harta bendanya pasti ludes digasak oleh Ryan.

Kasus yang ke empat juga demikian. Branley Grandy (asal Belanda), korban kebengisan Ryan yang ke empat juga lenyap harta bendanya.

Kesemua korban itu rata-rata berkenalan dengan Ryan di tempat-tempat fitness. Artinya, dalam memilih korban Ryan ternyata juga melakukan seleksi ketat diantara calon korban-korbannya itu.

Logikanya orang yang pergi ke tempat fitness tentu begolongan ekonomi menengah ke atas.

VERRY IDAM HENYANSAH: AKU TAHU AKAN DIHUKUM MATI

Ryan mempersepsi dirinya sendiri sebagai seorang korban. Ia menganggap bahwa dirinya tidak bersalah atas kejahatan yang selama ini dipahami publik akibat ulahnya. Ryan menyanggah itu semua, namun tak jarang ia menangis dan mengakui perbuatan keji itu telah dilakukan oleh kedua tangannya.

Ryan menganggap bahwa selama ini yang membunuh orang-orang kesayangannya “pacarnya” bukan dirinya. Kalau ia membunuh itu pun dibantu orang lain. Ketika TEMPO menemui Ryan dan menanyakan “Kamu bilang tidak sendiri membunuh. Siapa yang membantu kamu?” Ryan menjawab, “Sebenarnya yang membunuh bukan aku. Keluargaku yang membunuh mereka. Mereka tidak suka dengan kehidupanku. Mereka membunuh setiap pria yang dekat denganku.”

MENGUJI JEJAK SADISTIS RYAN

Menurut pandangan publik Ryan adalah seorang psikopat. Hal senada juga diungkapkan oleh Hari Suherman, Psikolog dari Universitas Padjajaran, Bandung yang menganggap Ryan sebagai seorang psikopat.

Berseberangan dengan itu, menurut Irmansyah, Psikiater Universitas Indonesia mengatakan bahwa saat ini Ryan belum bisa dikatakan sebagai seorang psikopat karena belum jelas betul motif apa dibalik semua pembunuhan berantai yang telah dilakukan oleh Ryan. Apakah demi kesenangan atau ada motif lain, penguasaan harta misalnya.

KAJIAN PSIKOPAT BELUM KHATAM

Bagi psikopat, motif tindakan kekerasan adalah mengejar kepuasan diri. “Dia hanya ingin menyengsarakan orang lain,” kata Irmansyah, psikiater dari Universitas Indonesia. Dengan kata lain, menyaksikan orang lain menderita, baik fisik maupun psikis, adalah sumber kenikmatan bagi psikopat. Makna psikopat sendiri terentang cukup luas. Psikopat, menurut Ramsland,doktor psikologi forensik Universitas DeSales Philadelphia, adalah orang yang tak punya penyesalan atas kesalahan yang dibuatnya. “Ia juga didiagnosis memiliki beberapa dari 120-an gejala, antara lain menyimpang secara sosial, manipulatif, suka menyesatkan orang lain, dan berdaya toleransi rendah,” kata Ramsland. Jadi, dengan kadar bervariasi, psikopat ada dimana-mana. Dia tidak harus mewujudkan diri sebagai pembunuh sadistis.

Tidak ada komentar: